Sunday, March 9, 2014
Pertemuan vs Perpisahan
Takut berpisah? yaudah gak usah ketemu.
mana bisa, itu kan udah takdir. yaidah kalo begitu alasannya juga sama dengan bepisah. Kalau kata inul itu kayak sayur tanpa garam, laut yang tak asin. Ketemu sama Pisah itu udah bagaikan 2 sijoli yang tak terpisahkan. lebih lengket dari saudara kembar, lebih kuat dari perangko dan amplopnya.
Mereka ini sudah Allah SWT ciptakan sejak awal mula kehidupan, dari Adam-Hawa dipertemukan sampai dipisahkan dengan kematian.
*Pertemuan
untuk yang satu ini, jadi hal yang paling disukai oleh semua orang. entah itu berawal dengan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya tapi, percaya atau tidak semua yang mengalami hal ini tak akan mengalami kerugian. kenapa? karena entah itu pertemuan yang membawa dampak positif atau tidak tetaplah akan menjadi sebuah pelajaran berharga untuk diri kita kelak.
semisal aja, kita terpaksa dipertemukan dengan bencana yang termasuk dalam kesan kurang menyenangkan. namun, percaya atau tidak, pertemuan tersebut membawa kita untuk bisa menjadi yang lebih bersabar dan tabah menghadapi cobaan bahkan meningkatkan kadar iman seseoarang. amin.
*Kematian
Salah satu yang pasti dan tak bisa
terpungkiri ada kematian. yup, semua orang termasuk aku juga bakal menghadapi
ini. entah dalam keadaan baik atau malah maksian(naudzubillah). yang
jelas, sekarang kita _alhamdulillah masih diberi kehidupan dan kesempatan untuk
beribadah serta mengumpulkan pundi pundi amal untuk bekal akhirat nanti.
kalau kita yang meninggalkan, itu udah urusan di
dunia lain. nah, gimana kalo kita yang justru berada di posisi sebagai orang
yang ditinggalkan? menjadi drop, terus bersedih, meratapi kepergian tanpa
berbuat apa apa? bisa jadi. ya, kalo cuma sehari dua hari aja sih wajar. tapi,
kebayang kalo hal ini berlanjut sampai berbulan-bulan? bahkan bertahun-tahun?
wah.. bisa gila tuh..
yang jelas, sebelum itu terjadi,
yuk kita mulai membangun jiwa dan mental yang kuat. percaya bahwa tak ada yang
abadi. bahwa pertemuan itu ya temennya si perpisahan. percaya, kalo kita juga
bakal ngalamin hal yang sama. trus, gimana bikin perpisahan itu menjadi
berkesan?
menurut pengalaman pribadi nih -ciee:D ,
perpisahan dalam konteks kematian berasa begitu berarti saat orang tersebut
selama hidupnya merupakan sosok yang menyenangkan, baik hati, tidah sombong,
suka menabung, -ehh
gini, simple nya, kita pasti seneng
kalo ada kita mau beli gula dan penjual yang melayani kita ramahnya minta
ampun. sampai sampai, pas mau minum kopi kita lupa pake itu gula gara gara
manisnya penjual yang melayani kita? -lebay yak?haha
jadi apa yang kita lakukan selama kita
bertemu dengan siapa saja, akan mempengaruhi kesan orang tersebut saat kita
berpisah. ya, tinggal pilih aja mau yang baik apa buruh? life is choice
toh?
gak cuma kebaikan aja, dalam hadist
juga dijelasin -lupa hadistnya , salah satu yang kita tinggalkan saat kita
meninggal adalah ilmu yang bermanfaat, doa anak sholeh dan sodaqah,.
beruntunglah kalian kalian para guru,, hihi. eh,
enggak sembarang guru loh. ini nih, salah satu beratnya tugas guru, gimana jadi
guru yang disenangi muridnya. bukan karena jarang masuk loh. tapi gimana, kalo
ketemu sama itu guru, kita jadi seneng, malah kalo dia ga masuk kita nyariin
dengan tetap mengindahkan batasan batasan seorang guru dan murid.
secara teori emang keliatan gampang ya?
tapi prakteknya? subhanallah, susahnya sesuatu banget. gak papa, setidaknya
sudah niat, mulai melangkah perlahan. lama-lama juga bakal bisa lari kok .. :)
semoga kita bisa menjadi pribadi yang
lebih mampu menghargai pertemuan, dan menjadikan perpisahan adalah sumber
kekuatan baru dalam menjalani hidup.:)
terimakasih untuk yang sempat membaca, maaf
masih berantakan. kritik dan saran sangan ditunggu ;)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Bagus :D haha
makasih :) he
Post a Comment