Sunday, June 4, 2017
In:
My Blog Corner
Kau yang belum halal bagiku
Aku sadar betul, entah itu kau atau dia yang berniat serius padaku.
Aku adar betul, entah cepat atau lambat salah satu dari kalian akan datang ke orang tuaku.
Aku sadar betul, bapak dan ibuku akan meminta pendapatku tentangmu.
Tapi kini, apalah dayaku yg belum halal bagimu?
Apalah dayaku yang hanya bisa menunggumu datang menjemputku? Apalah dayaku yang dalam penantian ini selalu dihinggapi rasa gelisah? Apalah dayaku ini yang hanya bisa mengirimkan rindu dalam doa?
Apalah dayaku ini yang hanya bisa memendam gejolak rasa dalam diam?
Aku tak bisa memastikan dengan siapa aku akan bersanding nanti.
Akupun tak bisa memastikan kapan dan bagaimana kita kan di persatukan nanti.
Tapi satu hal yang perlu kau tau, semakin lama kau menjemputku semakin banyak pula kesempatan untuk pria lain menjemputku.
Itulah kenapa aku tak pernah mau memastikan dengan siapa aku akan berlabuh.
Bukan maksudku membohongimu. Bukan maksudku memberi harapan palsu.
Bukan pula maksudku sok cantik dan jual mahal.
Hanya saja kesempatan-kesempatan itu selalu saja muncul seiring jalannya waktu.
Kesempatan bagi dia yang benar-benar menjemputku karna mengharap ridho-Nya.
Aku sadar aku bukan wanita idaman. Aku sadar aku bukan wanita istimewa. Aku sadar aku bukan wanita berilmu. Aku sadar aku bukan wanita sempurna. Tapi aku sadar semakin diri ini merasa rendah, semakin diri ini berusaha untuk berubah.
Hijrahku bukan untukmu semata. Hijrahku bukan untuk mereka lihat.
Hijrahku bukan untuk mencari follower instagram.
Hijrahku bukan untuk menjadi viral sosial media.
Tapi hijrahku kupersempahkan untukNya semata.
Tak begitu significant memang.
Tak begitu tampak berubah memang. Masih terlalu banyak cacat disama sini memang.
Tapi aku belajar bagaimana mempertahankan itu hal yg lebih sulit dibading memulai.
Untuk itu wahai kau yang sedang berikhtiar menjemputku, simpanlah namaku dalam doamu. Kau yg tak kutau dari mana dan bagaimana dirimu. Biarkan status halal yang menumbuhkan rasa diantara kita, biarkan status halal itu yang membuatku dan kau belajar untuk memahami satu sama lain. Biarkan status halal itu yang memunculkan pertengkaran kecil antara kita sebagai bumbu manis pernikahan.
Aku tak berharap banyak pada segala ucap manismu kini.
Aku tak berharap banyak pada perlakuan manismu kini.
Bukan maksud tak menghargai, hanya saja aku menahan hati untuk tak terlalu jatuh padamu.
Biarkan hati ini tertutup hingga label halal itu ada.
Biarkan aku berharap padaNya, bukan padamu.
Biarkan aku dan kau sama sama saling memantaskan dan menyiapkan diri masing masing.
Kau yang belum halal bagiku, sabarlah menanti hingga waktu itu tiba. Sabarlah menanti hingga label halal itu ada. Sabarlah karna disini akupun sabar menanti kau untuk segera menjemputku. Menjemputku untuk melaksanakan ibadah bersama. Bersama menuju jannahnya. Bersama membangun pondasi demi keselamatan dunia dan akhirat.
Dari ku yang sedang menantimu untuk menjadikan kita halal sepenuhnya😊
#edisicurhatmalamramadhan😂
Aku adar betul, entah cepat atau lambat salah satu dari kalian akan datang ke orang tuaku.
Aku sadar betul, bapak dan ibuku akan meminta pendapatku tentangmu.
Tapi kini, apalah dayaku yg belum halal bagimu?
Apalah dayaku yang hanya bisa menunggumu datang menjemputku? Apalah dayaku yang dalam penantian ini selalu dihinggapi rasa gelisah? Apalah dayaku ini yang hanya bisa mengirimkan rindu dalam doa?
Apalah dayaku ini yang hanya bisa memendam gejolak rasa dalam diam?
Aku tak bisa memastikan dengan siapa aku akan bersanding nanti.
Akupun tak bisa memastikan kapan dan bagaimana kita kan di persatukan nanti.
Tapi satu hal yang perlu kau tau, semakin lama kau menjemputku semakin banyak pula kesempatan untuk pria lain menjemputku.
Itulah kenapa aku tak pernah mau memastikan dengan siapa aku akan berlabuh.
Bukan maksudku membohongimu. Bukan maksudku memberi harapan palsu.
Bukan pula maksudku sok cantik dan jual mahal.
Hanya saja kesempatan-kesempatan itu selalu saja muncul seiring jalannya waktu.
Kesempatan bagi dia yang benar-benar menjemputku karna mengharap ridho-Nya.
Aku sadar aku bukan wanita idaman. Aku sadar aku bukan wanita istimewa. Aku sadar aku bukan wanita berilmu. Aku sadar aku bukan wanita sempurna. Tapi aku sadar semakin diri ini merasa rendah, semakin diri ini berusaha untuk berubah.
Hijrahku bukan untukmu semata. Hijrahku bukan untuk mereka lihat.
Hijrahku bukan untuk mencari follower instagram.
Hijrahku bukan untuk menjadi viral sosial media.
Tapi hijrahku kupersempahkan untukNya semata.
Tak begitu significant memang.
Tak begitu tampak berubah memang. Masih terlalu banyak cacat disama sini memang.
Tapi aku belajar bagaimana mempertahankan itu hal yg lebih sulit dibading memulai.
Untuk itu wahai kau yang sedang berikhtiar menjemputku, simpanlah namaku dalam doamu. Kau yg tak kutau dari mana dan bagaimana dirimu. Biarkan status halal yang menumbuhkan rasa diantara kita, biarkan status halal itu yang membuatku dan kau belajar untuk memahami satu sama lain. Biarkan status halal itu yang memunculkan pertengkaran kecil antara kita sebagai bumbu manis pernikahan.
Aku tak berharap banyak pada segala ucap manismu kini.
Aku tak berharap banyak pada perlakuan manismu kini.
Bukan maksud tak menghargai, hanya saja aku menahan hati untuk tak terlalu jatuh padamu.
Biarkan hati ini tertutup hingga label halal itu ada.
Biarkan aku berharap padaNya, bukan padamu.
Biarkan aku dan kau sama sama saling memantaskan dan menyiapkan diri masing masing.
Kau yang belum halal bagiku, sabarlah menanti hingga waktu itu tiba. Sabarlah menanti hingga label halal itu ada. Sabarlah karna disini akupun sabar menanti kau untuk segera menjemputku. Menjemputku untuk melaksanakan ibadah bersama. Bersama menuju jannahnya. Bersama membangun pondasi demi keselamatan dunia dan akhirat.
Dari ku yang sedang menantimu untuk menjadikan kita halal sepenuhnya😊
#edisicurhatmalamramadhan😂
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment